Banyuwangi, Desa Benelanlor – Desa Benelanlor yang terletak di Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, kini sudah mulai melangkah lebih jauh dalam pengelolaan sampah. Setelah sebelumnya sukses mengelola sampah organik menjadi maggot dan kompos, desa ini kini menghadapi tantangan baru yaitu terdapat penumpukan sampah anorganik.
Aroma busuk, pemandangan kumuh, dan potensi gangguan kesehatan menjadi masalah yang mendesak untuk diatasi.
Melihat kondisi ini, tim pengabdian dari Poliwangi yang diketuai oleh Ibu Siska selaku dosen Poliwangi, bekerja sama dengan perangkat desa dan BUMDes yang dipimpin oleh Bapak Hasbi Ash Shiddiqi, menawarkan solusi melalui program bank sampah.
Program ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan sampah anorganik yang selama ini belum terkelola dengan baik.
“Kami melihat adanya potensi besar untuk mengelola sampah anorganik dengan lebih efektif. Bank sampah ini akan melibatkan warga dalam proses pemilahan sampah dan memberikan insentif melalui sistem tabungan,” ujar Ibu Siska, Ketua tim pengabdian Poliwangi.
Dalam sosialisasi yang diadakan pada 18 Oktober 2024. Program ini tidak hanya mengedepankan pengelolaan sampah, tetapi juga didukung oleh teknologi. Disisi lain, Tim pengabdian juga telah membuat sebuah website bank sampah yang memudahkan transaksi dan pencatatan tabungan warga. Diki, Ketua Bumdes, menyambut baik inisiatif ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada tim pengabdian. Dengan adanya website ini, pengelolaan sampah jadi lebih mudah dan terstruktur. Ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi desa kami,” ungkapnya.
Sosialisasi yang dihadiri oleh warga desa, anggota Bumdes, dan tim pengabdian berlangsung lancar. Warga tampak antusias, mengingat keberhasilan tim pengabdian sebelumnya dalam mengelola sampah organik.
“Saya sangat senang dengan adanya program ini. Kami jadi lebih tahu cara memilah sampah dan manfaat yang bisa kami dapatkan,” ujar salah satu warga yang hadir dalam sosialisasi.
Diki juga menambahkan bahwa program ini sangat membantu desa dalam mengurangi masalah sampah yang selama ini menjadi beban.
“Selama ini sampah anorganik menjadi tantangan besar bagi kami. Dengan adanya bank sampah, kami tidak hanya bisa mengurangi jumlah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga desa. Kami berharap program ini bisa berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain,” jelas Diki dengan penuh optimisme.
Dengan keberhasilan sosialisasi ini, diharapkan program bank sampah Desa Benelanlor dapat berjalan lancar dan menjadi contoh bagi desa-desa lain. Tim pengabdian Poliwangi pun merasa bangga dengan antusiasme warga.
“Kami sangat bersyukur program ini diterima dengan baik. Semoga langkah ini bisa membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” tambah Ibu Siska di akhir acara.
Melalui kolaborasi ini, Desa Benelanlor kini mulai menata diri menjadi desa yang lebih ramah lingkungan dengan pengelolaan sampah yang terorganisir. Program bank sampah ini diharapkan tidak hanya mengurangi masalah sampah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian desa melalui sistem tabungan sampah. (Jurnalis Desa)